TEMPO.CO, Jakarta - Amerika Serikat masih menjadi salah satu destinasi favorit masyarakat Indonesia untuk melanjutkan pendidikan. Berdasarkan data dari Kedutaan Besar Amerika Serikat di Indonesia pada tahun 2019 terdapat sembilan ribu mahasiswa Indonesia di negara paman Sam itu.
Apabila Anda juga tertarik menempuh kuliah dan tinggal selama beberapa waktu di Amerika Serikat, beberapa tantangan pun harus dihadapi. Seorang lulusan Social Policy dari Universitas Brandeis di Massachusetts, Amerika Serikat, Dinar Dana Kharisma mengatakan bahwa Anda harus bersiap dengan biaya hidup yang tinggi.
Selain biaya pendidikan yang mahal, kebutuhan yang meliputi tempat tinggal, transportasi dan makan sangatlah mahal. “Kita harus menyiapkan ini dari awal. Karena beda dengan Indonesia mungkin kita sekali makan Rp 30-50 ribu tapi di sana bisa Rp 100-200 ribu,” katanya saat ditemui dalam acara EducationUSA Indonesia Fair di Jakarta pada Sabtu, 15 Februari 2020.
Masalah iklim juga disebutkan oleh Dinar. Ia menjelaskan bahwa Amerika memiliki empat musim yang salah satunya dan tidak ditemukan di Indonesia adalah musim dingin. “Di sini, musim dingin bisa sampai minus dan bersalju. Kalau Indonesia kan panas, jadi kita harus bisa menyesuaikan dengan pakaian yang tebal juga,” katanya.
Dari segi pendidikan, Dinar juga mengatakan bahwa perbedaan yang mencolok adalah cara belajar. Ia menjelaskan, sistem pendidikan di Amerika Serikat lebih terbuka dan dituntut banyak berbicara. “Kita banyak praktik di kampus. Mungkin selama ini kita tahunya teori, tapi kalau di sini dipaksa harus berani speak up,” katanya.
Adapun nilai yang tak kalah sulitnya untuk didapat. Meski demikian, Dinar mengatakan bahwa dosen di Amerika Serikat layaknya teman yang bisa dihubungi kapan saja. “Di kampus tidak perlu malu dengan dosen karena dia sudah seperti rekan saja. Kalau ada yang bingung, kita bisa ketemu langsung dan cerita supaya tidak kesulitan cari nilai bagus,” katanya.